Beranda Nasional Aktivitas Krakatau Meningkat, Batas Aman Laut Radius 5 Km

Aktivitas Krakatau Meningkat, Batas Aman Laut Radius 5 Km

0

Jakarta-PN: Petugas Pusat Vulkanonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan peringatan kepada nelayan untuk tetap waspada dan tidak mendekat ke kawasan Gunung Anak Krakatau karena aktivitas kegempaan di gunung itu kembali cukup aktif sejak akhir Februari 2019.

 

 

Baca Juga: Untuk Hilangkan Jejak Pembunuhan, Ayah Ngaku Istri-Bayi 40 Hari Tewas Kesetrum

 

 

Aktivitas Gunung Anak Krakatau yang semula sempat mengalami penurunan kini kembali terlihat mengalami aktivitas kegempaan, bahkan dalam beberapa hari terahir pada akhir bulan lalu.

 

 

“Karena Gunung Anak Krakatau ini masih aktif mengalami kegempaan yang sesekali disertai letusan, kami minta supaya warga yang beraktivitas di laut tetap waspada, untuk memperhatikan jarak aman, tetap menjauh di radius lima kilometer dari pusat kawah, ini demi keselamatan,” kata Petugas PVMBG pada Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Deni Mardiono, di Pasauran Cinangka, Serang, Banten, Minggu (3/3) seperti dikutip dari Antara.

 

 

Diketahui, dalam beberapa hari terakhir aktivitas kegempaan Gunung anak Krakatau sempat terekam mengalami peningkatan.

 

 

Pada 23 Februari Gunung Anak Krakatau teramati mengalami erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai sekitar 500 meter dari permukaan laut. Kemudian, Februari Gunung Anak Krakatau teramati mengalami dua kali hembusan asap putih, gempa vulkanis dalam sebanyak enam kali, gempa tektonik lokal sebanyak satu kali.

 

 

Lalu, pada 28 Februari Gunung Anak Krakatau teramati mengalami 18 kali kegempaan vulkanis dalam, 9 kali gempa tektonik lokal dan dua kali gempa tektonik jauh.

 

Aktivitas vulkanis Gunung Anak Krakatau telah memakan banyak korban jiwa pada Desember tahun lalu. Pada 22 Desember 2018, besarnya volume longsoran Gunung Anak Krakatau akibat aktivitas vulkanis, yang mencapai sekitar 80 juta meter kubik, telah mengakibatkan tsunami yang menghantam pesisir Banten dan Lampung. Ratusan orang tewas akibat tsunami itu di Lampung dan Banten.

 

Selain itu, akibat kejadian longsor itu morfologi Gunung Anak Krakatau pun banyak berubah sehingga ketinggian gunung yang tadinya 388 meter di atas permukaan laut, sekarang tinggal 110 meter saja.

 

Pada 21 Januari lalu, Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, menyatakan Erupsi Gunung Anak Krakatau pada 22 Desember 2018 terbukti sangat menghancurkan. Ada 80 juta meter kubik atau 80 juta ton material jatuh ke laut.

 

 

Volume itu berarti setara dengan 288 ribu unit pesawat Airbus A380-800. Diketahui berat Airbus A380-800 kosong atau tanpa penumpang sekitar 28 ton.

 

Sumber: cnnindonesia.com

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini