Paragrafnews.com: Sedikitnya 19 anak dan dua guru tewas akibat penembakan paling brutal di Robb Elementary School di Uvalde, Texas pada Selasa (25/5/2022) menurut Departemen Keamanan Publik Texas, mengutip ABN News.
Presiden Joe Biden turut mengecam, ia menyebut sebagai “pembantaian” Biden menyerukan agar anggota parlemen “untuk bertindak”.
Tragedi di Uvalde, sekitar 90 menit di sebelah barat San Antonio, terjadi hanya beberapa hari setelah penembakan massal di Buffalo, New York dan di tengah peningkatan pesat insiden penembak aktif di negara itu.
“Ketika orang tua mengantar anak-anak mereka ke sekolah, mereka memiliki harapan untuk mengetahui bahwa mereka akan dapat menjemput anak mereka ketika hari sekolah berakhir. Dan ada keluarga yang berduka saat ini,” kata Gubernur Texas, Greg Abbott.
“Negara bagian Texas berduka bersama mereka atas kenyataan bahwa orang tua ini tidak akan bisa menjemput anak-anak mereka.” kata Greg.
Pihak kepolisian melaporkan, para siswa yang tewas sebagian besar adalah siswa kelas tiga dan empat.
Di antara mereka yang tewas adalah Amerie jo Garza, yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-10 dua minggu lalu, kata ayahnya, Angel Garza.
“Cinta kecilku sekarang terbang tinggi dengan para malaikat di atas,” tulisnya dalam sebuah pernyataan kepada ABN News. “Tolong jangan anggap remeh. Peluk keluargamu. Katakan bahwa kamu mencintai mereka. Aku mencintaimu Amerie jo.” ungkap Angel.
Diketahui, tersangka Salvador Ramos, 18 tahun. Seorang siswa di Uvalde High School, juga tewas, kata Abbott, seraya menambahkan bahwa Ramos “menembak dan membunuh secara mengerikan dan tidak dapat dipahami.”
Sumber lain mengatakan bahwa pria bersenjata itu pertama kali menembak neneknya di tempat terpisah. Pihak berwenang awalnya mengatakan nenek itu terbunuh tetapi kemudian mengatakan dia dalam kondisi kritis.
Kemudian dia menabrakkan mobilnya di luar sekolah dan muncul dengan senapan gaya AR-15, menurut beberapa sumber dari aparat setempat. (red/kaje)