Paragrafnews.com: Anak menteri imigrasi Mesir menghadapi hukuman mati setelah dituduh melakukan pembunuhan berencana terhadap dua pemuda di California.
Ramy Hany Mounir Fahim (26) yang tinggal di Irvine, California, dituduh menikam rekan kerja dan teman sekamarnya hingga tewas di dekat Anaheim di Orange County sekitar pukul 6.30 pagi pada 19 April.
Melansir dari Newsweek, Kamis 2 Juni 2022, tersangka dalam penikaman tersebut adalah putra dari Nabila Makram, Menteri Imigrasi dan Urusan Ekspatriat Mesir. Kedutaan Mesir yang berada di Amerika Serikat (AS) juga mengikuti kasus tersebut, dan Fahim diharapkan hadir di Mahkamah Agung California pada 17 Juni 2022 mendatang.
“Seorang pria berusia 26 tahun telah didakwa dengan pembunuhan berencana karena menikam rekan kerjanya. Pekerja tersebut mati dan kemudian dia juga menikam rekan sekamar dari rekan kerjanya sampai mati di apartemen mereka di Anaheim Selasa pagi,” kata Kantor Kejaksaan Distrik Orange County dalam sebuah pernyataan.
“Ramy Hany Mouir Fahim dari Irvine telah didakwa dengan dua tuduhan pembunuhan, dan masing-masing masih menunggu. Beberapa pembunuhan dilakukan dengan senjata mematikan,” sambungnya dalam pernyataan itu. Fahim dituduh menikam rekan kerjanya bernama Griffin Cuomo, pria berusia 23 tahun hingga tewas, dan kemudian menikam rekan sekamar Cuomo yakni Jonathan Bahm, yang juga berusia 23 tahun hingga tewas. Cuomo dan Fahim merupakan rekan kerja karena mereka bekerja di sebuah perusahaan manajemen kekayaan yang sama di Orange County.
“Fahim masih berada di dalam apartemen korban ketika polisi Anaheim menanggapi panggilan 911.” kata Kejaksaan.
Sementara itu Ibu tersangka mengatakan keluarganya sedang dalam ujian berat.
“Keluarga saya dan saya sedang mengalami cobaan berat, dan kami sedang melalui masa sulit menyusul tuduhan putra saya melakukan pembunuhan di AS,” ungkapnya dalam sebuah pernyataan ke wartawan.
Sambungnya, tuduhan ini sedang diawasi di depan pengadilan Amerika, dan keputusan konklusif belum dikeluarkan.
“Melakukan tugas saya sebagai menteri di pemerintahan Mesir sama sekali tidak bertentangan dengan saya sebagai seorang ibu beriman yang berani menghadapi penderitaan putranya. Apa pun konsekuensinya, sebagai menteri, saya bertanggung jawab penuh atas posisi saya dan persyaratan untuk bekerja dengannya, dan saya dengan jelas membedakan antara apa yang pribadi dan apa yang publik.” ungkapnya.
Kasus ini sedang berlangsung. Fahim dilaporkan belum mengajukan pembelaan atas tuduhan tersebut. (red/kaje)