Pengadilan Iran telah menjatuhkan hukuman mati kepada seorang mantan pejabat senior pertahanan setelah atas tuduhan sebagai mata-mata Inggris, tulis sumber media, Rabu (11/1).
Pengadilan Iran mengatakan Ali Reza Akbari, yang menjadi wakil menteri pertahanan sampai tahun 2001, adalah “mata-mata utama” untuk intelijen Inggris, lapor kantor berita semiresmi Tasnim seperti dikutip abcnews.
Tasnim juga melaporkan bahwa dia telah memata-matai pembicaraan nuklir masa lalu antara Iran dan kekuatan Barat. Akbari pernah menjabat sebagai wakil menteri pertahanan di bawah Presiden Mohammad Khatami, seorang reformis yang mendorong peningkatan hubungan dengan Barat.
Selama beberapa tahun, Iran telah terkunci dalam perang bayangan dengan Amerika Serikat dan Israel, ditandai dengan serangan rahasia terhadap program nuklirnya yang disengketakan. Pembunuhan ilmuwan nuklir top Iran pada tahun 2020, yang dituduhkan Iran kepada Israel, mengindikasikan dinas intelijen asing telah membuat terobosan besar.
Akbari, yang menjalankan think tank swasta, tidak terlihat di depan umum sejak 2019, ketika dia ditangkap.
Pihak berwenang belum merilis rincian tentang persidangannya. Mereka yang dituduh melakukan spionase dan kejahatan lain yang berkaitan dengan keamanan nasional biasanya diadili secara tertutup, di mana kelompok HAM mengatakan mereka tidak memilih pengacara mereka sendiri dan tidak diizinkan untuk melihat bukti yang memberatkan mereka.
Tasnim mengatakan Mahkamah Agung menguatkan hukumannya dan dia memiliki akses ke pengacara. Tidak ada kabar kapan eksekusi akan dilakukan.
Akbari sebelumnya memimpin pelaksanaan gencatan senjata tahun 1988 antara Iran dan Irak setelah perang delapan tahun yang menghancurkan, bekerja sama dengan pengamat PBB.
Baca juga: Inilah Drone Kamikaze Iran yang Digunakan Rusia Gempur Ukraina
kaje/red