Bontang-Paragrafnews: Curah hujan yang tinggi terhitung sejak Sabtu malam, hingga Minggu (5/1/2020) pagi, di Bontang dan sekitarnya. Membuat sejumlah aliran sungai di beberapa titik, di tiga kecamatan Bontang dan wilayah Kutim terus mengalami peningkatan debit air sungai.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang, bahwa aliran sungai di beberapa titik di tiga kecamatan Bontang dan wilayah Kutim, air sungai mengalami peningkatan yang cukup deras.
Seperti halnya di kilometer 5, jalan poros Bontang-Samarinda, sungai di belakang Bank Dhanarta, sungai di Jalan Soekarno Hatta, serta sungai yang berada di Kelurahan Guntung.
Menyikapi debit air sungai yang semakin deras, akibat curah hujan yang juga tak kunjung redah tersebut membuat Walikota Bontang, Neni Moerniaeni, turun langsung kelapangan meninjau sejumlah titik banjir dan sungai di beberapa wilayah di Kota Bontang, Minggu (5/1/2020) pagi.
Usai meninjau dan memastikan sejumlah titik banjir dan sungai di beberapa wilayah di Kota Bontang dipastikan aman, namun begitu Neni Moerniaeni menghimbau kepada warga untuk tetap waspada dan segera melaporkan kepada kelurahan masing-masing jika debit air sungai kembali semakin tinggi.
“Alhamdulillah usai meninjau beberapa sungai, ketinggian air masih dalam posisi aman terkendali,” ujar Neni Moerniaeni usai meninjau titik banjir.
Untuk diketahui banjir terparah pernah melanda Kota Bontang, musibah itu terjadi tepat saat momen Lebaran 2019 pada senin (3/6/2019) lalu.
Tercatat Luapan air mengepung dua kecamatan di Kota Taman itu. Banjir tersebar di empat titik, meliputi Kelurahan Api-Api, Kelurahan Gunung Telihan, Kelurahan Guntung, dan Kelurahan Tanjung Laut Indah.
Akibat banjir yang merendam permukiman warga dan akses jalan utama di lokasi terdampak banjir. Aktivitas warga setempat terganggu, terutama karena mereka bersiap menyambut Hari Raya Idul Fitri 1440 hijriah.
Tak ingin mengulangi kejadian banjir yang kerap melanda Kota Bontang pada saat itu. Dalam menghadapi permasalahan banjir. Di hari pertama masuk kerja, Pemerintah Kota Bontang langsung bergerak cepat. Dimana Walikota Bontang, Neni Moerniani langsung menggelar rapat penanggulangan banjir menginstruksikan agar rapat tersebut diikuti seluruh OPD terkait pada Senin (10/6/2019).
Dalam rapat yang di gelar tersebut, beberapa rekomendasi di peroleh di antaranya yakni pemkot membuat kajian pembuatan waduk dengan menghadap dan berkoordinasi langsung kepada gubernur.
Bersama tim ahli yang dilibatkan pemkot bontang juga menghasilkan strategi dalam mengatasi banjir seperti menormalisasikan titik – titik banjir, bentuk satgas penangulangan banjir, merenovasi jembatan yang lama, membuat folder, melakukan pelebaran sungai, dan memperbanyak ruang terbuka hijau.
Adapun untuk penanganan yang kini sudah berjalan dan dianggap berhasil adalah normalisasi dan penurapan sungai Guntung Kanibungan. Yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bontang, berkoordinasi bersama PUPR Provinsi Kaltim dengan menelan anggaran yang bersumber dari APBD Provinsi senilai Rp 21 Miliar.