Bontang-Paragrafnews: Suasana duka menyelimuti kepergiannya Muhammad Azikin (41), Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 09, Sabtu (27/4/2019), di Jalan RE Martadinata, RT 06 Selambai Loktuan Bontang Utara.
Suara isak tangis terdengar di dalam ruangan berdinding hijau itu, Air matapun telah tumpah. Duka mendalam tidak bisa dielakan, Kenangan keluarganya bersama Muhammad Azikin adalah ingatan perjalanan hidup yang sulit dilupakan, terlebih bagi Noval Siswa kelas 8 SMP itu, nampak tertunduk disamping tubuh ayahnya yang terbujur kaku di tutup kain kafan. Ia pun tidak hentinya terisak menangis sedih, sembari sesekali mengusap air matanya.
Sarna, anggota KPPS TPS 09 mengatakan, Ia “Muhammad Azikin” telah bertugas selama 27 jam lamanya demi mengawal jalannya pemilu 2019. Hal itu dilakukan terhitung sejak hari pemungutan suara H-1 pemilihan Rabu (17/4/2019), mulai pukul 07.00 Wita hingga esok harinya, Kamis (18/4/2019) pukul 09.00 Wita.
” tanggung jawab beliau sangat berat, sebab beliau adalah Ketua KPPS. Makanya sejak hari Selasa (16/4/2019), kita semua anggota KPPS sudah sangat sibuk terlebih dengan Almarhum, Dia yang mengurus semua keperluan di TPS hingga mondar-mandir ke Kelurahan itu Semua dilakukannya demi menjalankan tugas sebaik mungkin, demi menyukseskan Pemilu 2019. Azikin rela bekerja selama nyaris 26 jam non-stop,” Ungkap Sarna.
Ditambahkan Sarna, Almarhum adalah pekerja di salah satu perusahaan kontraktor swasta di Bontang. Namun ia mendapat kompensasi dari perusahaannya selama 2 hari, mengingat ia adalah Ketua KPPS.
“Selama 2 hari itu mas, Almarhum seperti bekerja sangat keras dan jarang kami lihat beristirahat. Walaupun tahapan pemilu tingkat TPS telah usai, ia tetap masuk kerja seperti biasa. Sebab itulah kami dan keluarga menduga ia kelelahan, tapi tak pernah mengeluh atau memberi tahu kami,” Ujar Sarna.
Nah, Pada Jumat (26/4/2019) malam, sepulang ia bekerja, keluarganya sempat memerhatikan Azikin saat hendak tertidur. kondisi tidur Azikin ada yang lain tak seperti biasanya ia (Almarhum), kondisinya seperti sedikit sesak nafas, dan saat keluarga mengecek tubuhnya, ketika itu juga Azikin diketahui sudah tidak bernafas lagi. Malam itulah kali terakhir ia terlihat membuka mata hingga kembali ke Haribaan Ilahi. Kepergiannya Kini, “Muhammad Azikin” (41) meninggalkan seorang Istri Nur Asma serta 4 orang anaknya.
Selamat jalan Muhammad Azikin (41) Pahlawan Demokrasi Kota Bontang. Perjuanganmu menjadi warna lain di balik hajatan pesta demokrasi di negeri tercinta ini. Demi bangsa dan negeri ini orang-orang seperti mu mengabdikan dirinya. Semogah Tuhan memberi tempat terbaik diSisi-Nya untukmu, Sabtu (27/4/2019).