Merck, perusahaan sains dan teknologi terkemuka, meresmikan instalasi panel surya fotovoltaik (PV) di atap pabriknya yang berlokasi di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Selasa (22/10/2024).
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Merck dalam mendorong transisi menuju energi terbarukan perusahaan. Selain instalasi panel surya, Merck juga telah mengambil inisiatif untuk membeli Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC) dari PT PLN (Persero). Peresmian juga menandai peringatan ulang tahun Site Pasar Rebo Merck yang ke-50, dan 54 tahun keberadaan Merck di Indonesia.
Inisiatif ini sejalan dengan target keberlanjutan Merck Group, salah satunya target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Arryo Aritrixso Wachjuwidajat, Site Director PT Merck Tbk, menegaskan komitmen
Merck Group, “Merck memiliki tanggung jawab untuk menjalankan operasional yang
berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk terus mengurangi dampak lingkungan, baik
melalui pengurangan emisi karbon maupun peningkatan penggunaan energi terbarukan”.
Pada 2030, kami menargetkan pengurangan emisi GRK langsung (Cakupan 1) dan tidak
langsung (Cakupan 2) sebesar 50% dibandingkan dengan tahun dasar 2020, dan penggunaan 80% energi terbarukan dalam operasional kami, sebagai bagian dari upaya global menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.”
Komitmen keberlanjutan ini salah satunya diwujudkan melalui peresmian panel surya
fotovoltaik (PV) dan pembelian energi terbarukan.
“Di Indonesia, instalasi panel surya ini
tidak hanya menjadi tonggak penting dalam perjalanan Merck menuju operasional yang
lebih ramah lingkungan, tetapi juga merupakan bukti komitmen jangka panjang kami
dalam mengurangi jejak lingkungan dan mendukung transisi energi terbarukan,” ungkap
Arryo.
“Kami yakin, investasi ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi Merck tetapi juga masyarakat luas, terutama dalam mengurangi jejak karbon dan mendukung upaya global untuk melawan perubahan iklim.” kata Arryo.
Instalasi panel surya di atap pabrik Merck ini dikerjakan oleh PT PLN Indonesia
Geothermal subsidiary company PT PLN Indonesia Power yang berfokus pada
pengembangan pembangkit energi baru dan terbarukan baik di dalam atau di luar PLN
Group. Panel surya yang terpasang mencakup area seluas 2.100 meter persegi dengan
total 817 modul surya.
Panel ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 473,9 kWp dan diproyeksikan mampu menghasilkan sekitar 594,3 MWh listrik per tahun. Energi ini akan memberikan kontribusi sebesar 12% dari total kebutuhan energi tahunan pabrik serta menurunkan emisi GRK sebesar 465,3 ton CO2, mengurangi ketergantungan pada
sumber energi konvensional.
“Kami sangat bangga dapat bermitra dengan Merck dalam proyek ini,” ujar Lambok
Renaldo Siregar, Direktur Proyek, PT PLN Indonesia Geothermal.
“Sebagai negara yang memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah, Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin dalam adopsi energi bersih. Kami berharap kolaborasi antara PLN Indonesia Geothermal dan Merck dapat menginspirasi perusahaan lain untuk mengambil
langkah serupa dalam mendukung penggunaan energi terbarukan, pengurangan jejak
karbon untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) 2060 dan mendorong daya saing
global industri nasional.
Selain instalasi fisik panel surya, Merck juga telah mengambil langkah proaktif dengan
membeli energi hijau melalui REC dari PLN Persero yang telah digunakan untuk
operasional pabrik sejak tahun 2022.
Dengan langkah ini, Merck akan meningkatkan
portofolio energi listrik berasal dari energi terbarukan hingga 40% pada tahun 2026. Hal
ini mencerminkan kontribusi signifikan perusahaan dalam mendukung agenda energi
bersih di Indonesia yang sejalan dengan salah satu target keberlanjutan Merck Group,
yaitu mengurangi jejak ekologisnya. Pada 2040, Merck menargetkan untuk mencapai
netralitas iklim dan mengurangi konsumsi sumber dayanya.
Sebagai bagian dari upaya keberlanjutannya, Merck juga telah mengimplementasikan
berbagai inisiatif untuk mengurangi jejak karbon, termasuk pemasangan instalasi
flowmeter untuk mengukur penggunaan energi pada titik-titik yang ditentukan, proyek
reuse blowdown cooling tower, serta inisiatif penanaman pohon di area pabrik. Berbagai
langkah ini telah berkontribusi dalam menurunkan limbah dan mengurangi skor gas rumah kaca.
“Dengan langkah-langkah ini, Merck semakin memperkuat komitmen dalam penggunaan
energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon di Indonesia. Upaya ini juga menegaskan dukungan kami terhadap target pemerintah dalam mencapai pengurangan emisi dan menuju NZE pada tahun 2060,” tutup Arryo.
Tentang Merck
Merck, perusahaan sains dan teknologi terdepan yang beroperasi di bidang healthcare, life science dan electronics. Sekitar lebih dari 63.000 karyawan bekerja untuk membuat perbedaan positif bagi kehidupan jutaan orang setiap hari dengan menciptakan cara hidup yang lebih menyenangkan dan berkelanjutan.
Dari memajukan teknologi pengeditan gen dan menemukan cara unik untuk mengobati penyakit yang paling menantang, hingga memungkinkan terciptanya perangkat cerdas – Merck ada di mana-mana.
Pada 2023, Merck menghasilkan penjualan €21 miliar di 65 negara. Eksplorasi ilmiah dan kewirausahaan yang bertanggung jawab telah menjadi kunci bagi kemajuan teknologi dan ilmiah Merck. Inilah bagaimana Merck berkembang pesat sejak pendiriannya pada tahun 1668.
Keluarga pendiri tetap menjadi pemilik mayoritasperusahaan publik. Merck memegang hak global atas nama dan merek Merck. Satu satunya pengecualian adalah Amerika Serikat dan Kanada, di mana sektor bisnis Merck beroperasi sebagai EMD Serono untuk bisnis healthcare, MilliporeSigma untuk bisnis life science, dan EMD Electronics untuk bisnis electronics.
Di Indonesia, bisnis Healthcare dilakukan oleh PT Merck Tbk, bisnis Life Science Merck dilakukan oleh PT Merck Chemicals and Life Sciences.