Bontang – Paragrafnews.com: Pembongkaran median pembatas jalan di simpang Jalan Pattimura menuju Ahmad Yani dilakukan oleh masyarakat setempat lantaran kurang efektif.
Sebelumnya pemkot Bontang telah melakukan penutupan ruas jalan guna mencegah terjadinya lakalantas, penutupan yang di lakukan sejak November 2020 tersebut ternyata tidak sesuai ekspektasi.
Jauhnya jarak untuk melakukan akses mutar balik merupakan salah satu faktor kurang efektifnya penutupan tersebut, serta jalan kecil menjadi jalan pintas bagi warga sehingga terjadi kemacetan.
Kepala Bidang Bina Marga, Dinas PUPRK Bontang Bina Antasariansyah mengatakan jauh hari pihaknya telah mendapatkan surat permohonan dari masyarakat untuk dapat melakukan pembongkaran ruas jalan.
Mendapat hal tersebut pihaknya langsung melakukan peninjauan lapangan guna mengetahui serta mendengar langsung keluhan dari masyarakat.
“Kami sudah melakukan peninjauan, dan sudah kami rapatkan melalui rapat internal kami, dan telah menyetui pembongkaran jalan tersebut.” pungkasnya di temui di lokasi, Sabtu (30/1/2021).
Lanjutnya dia mengatakan rasa syukur sebab keseluruhan oprasional pembongkaran serta pemindahan trotoar di tanggung oleh pemilik PT GMS Bontang Kahar Kalam.
“Kalau kami menunggu APBD terlalu lama, jadi kami, berterima kasih kepada Kanda Kahar Kalam karena sudah membiayai semuanya,” pungkasnya.
Sementara itu tokoh masyarakat Bontang yang juga pemilik PT GMS, Kahar Kalam, mengatakan keresahan yang di ditimbulkan oleh masyarakat terhadap penutupan ruas jalan tersebut menjadi pendorong dirinya untuk mengambil tindakan tegas.
Serta dia juga berharap, dengan di pindahkannya ruas jalan seperti kondisi semula serta perbaikan yang pihaknya lakukan bersama Laskar Macan pemerintah akan jauh lebih peduli lagi terhadap aspirasi dari masyarakat.
“Kami berharap pemerintah lebih peduli lagi, soalnya ini demi kebaikan bersama juga, saya mendapat laporan dari masyarakat, kasihan juga pengusaha di dalam (Jl Pattimura – Red) khususnya perusahaan saya kalau mobil besar lewat susah mutar,” ungkap Kahar Kalam.
“Itu sebabnya saya inisiatif untuk biayai saja sendiri, kalau tunggu pemerintah gak akan gerak, saya kerahkan biaya sekitar 30 jutaan lah,” Pungkasnya. (ltp/lsm).