Beranda Daerah Pengurus LK3 Bontang Dikukuhkan, Wali Kota Sebagai Ketua Umum

Pengurus LK3 Bontang Dikukuhkan, Wali Kota Sebagai Ketua Umum

0
Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni pada saat melantik 149 Pengurus Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Bontang di Pendopo Rujab Wali Kota Bontang, Senin (9/3/2020).
Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni pada saat melantik 149 Pengurus Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Bontang di Pendopo Rujab Wali Kota Bontang, Senin (9/3/2020).

Bontang – Paragrafnews.com: Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni dan 149 Pengurus Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Bontang resmi dilantik dan dikukuhkan di Pendopo Rujab Wali Kota Bontang, Senin (9/3/2020).

Pengukuhan tersebut digelar untuk memperkuat lembaga LK3 Bontang dengan adanya penambahan unsur TNI yakni para Babinsa.

Dalam sambutannya, Neni mengungkapkan penanganan sosial perlu dilakukan dengan cara preventif dan komunikatif supaya tak ada lagi kasus. “Saya yakin peran LK3 Bontang saat ini bukan hanya penanganan tapi promotif melalui sosialisasi, informasi, koordinasi yang diawali dari masyarakat,” ujarnya.

Permasalahan sosial di Bontang cukup bervariatif. Selain itu, permasalahan seks bebas juga masih menghantui para remaja, termasuk ngelem, ngoteng, dan lainnya.

“Harapannya dengan adanya Babinsa semakin memperkuat LK3 Bontang karena para Babinsa dan Bhabinkamtibmas bisa saling bahu membahu,” harapnya.

Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (DSPM) Bontang Abdu Safa Muha mengatakan pelantikan digelar untuk peningkatan tata kelola lembaga LK3 Bontang. Dimana ada inovasi baru dengan tergabungnya Babinsa menjadi satu kesatuan yang dikukuhkan.

“Harapannya layanan bagi penyandang sesuai arahan Ibu wali kota, yakni menurunkan permasalahan sosial,” terang Safa, sapaannya.

Namun demikian, lanjut Safa, banyak juga permasalahan sosial berupa pendatang yang tak bisa dihindari oleh DSPM Bontang.

Sebagai contoh ada pendatang atau migran yang tersesat dan sebenarnya mereka pendatang dari kabupaten kota lainnya tapi datang ke Bontang dan ditangani LK3 Bontang. “Hal-hal seperti ini masih banyak terjadi di Bontang,” ujarnya.

Oleh karenanya, hasil konsultasi dengan Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni selaku Ketua LK3 Bontang bahwa perlu data terpisah antara permasalahan sosial yang benar merupakan warga Bontang, dan permasalahan sosial dari pendatang.

“Jika hanya warga Bontang, sesuai amanah, Insya Allah kami mampu menurunkan permasalahan sosial, tapi dari pendatang ini yang tak bisa dikendalikan, termasuk para orang dengan gangguan jiwa (ODGJ),” bebernya.

Kerja para pengurus LK3 Bontang juga dikatakan Safa tak hanya menangani permasalahan sosial. Terkadang, mereka sampe rela menjaga para klien-nya yang dirawat sebagai pengganti keluarganya.

“Ini gantian shift biasanya kami. Saya rasa di daerah lain tak ada peksos yang seperti ini,” ungkapnya.

Safa meyakini dengan komposisi jumlah pengurus yang dikukuhkan akan memperbaiki kinerja, lebih sinergi dan lebih kolaboratif serta variatif. Mengingat semua unsur terlibat mulai dari pekerja sosial, keagamaan, psikolog, unsur LAZ, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan lainnya.

“Perlu sinergitas, jaga jejaring dengan rutin komunikasi agar tetap harmonis,” tutupnya.

Reporter:Jeje  Editor:Fahmi
Artikulli paraprakWajah Baru Politik Perempuan Bontang!
Artikulli tjetërPentingnya Keterbukaan Informasi, Sosialisasi PPID Digelar Diskominfo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini