Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Bontang dan aliansi mahasiswa Bontang mendatangi Polres Bontang, Kamis (23/5) Petang tadi.
Dengan membawa keranda mayat dan boneka pocong, para mahasiswa langsung memadati areal luar halaman Polres Bontang. Tepatnya di depan pagar gerbang Polres Bontang jalan Bhayangkara.
Adapun tujuan aksi tersebut didasari atas peringatan 21 tahun reformasi yang jatuh pada 21 Mei, dalam orasinya para mahasiswa juga menuntut agar seluruh kasus pelanggaran HAM berat agar segera diselesaikan.
Aksi demo yang dimulai sekitar pukul 5.00 sore diwarnai dengan Pembakaran keranda mayat dan boneka pocong, namun mendapatkan pengawalan ketat dari puluhan aparat Polres Bontang sehingga api dengan cepat bisa dipadamkan.
Usai aksi, ke Paragrafnews.com, koordinator BEM Kota Bontang, Ibrahim, menuturkan, ia meminta sejumlah kasus pelanggaran HAM harus diusut tuntas dari tahun 1998 sampai dengan sekarang.
“Pelanggaran HAM harus ditegakan dari kasus sebelumnya mulai dari tahun 1998 sampai dengan sekarang, kekerasaan seksual yang terjadi pada tangal 13-15 mei 1998 dan menindaklanjuti kasus pembunuhan oleh oknum aparat pada tanggal 20 mei 1998.” ujar Ibrahim.
Tidak hanya itu aksi demo ini pun, BEM meminta Kapolres Bontang harus menandatangani surat tuntutan dan menindaklanjuti surat tuntutan.
“Tapi Kapolres Bontang enggan menemui aksi demo ini,” Kata Ibrahim.
Aksi demo yang berlangsung dari pukul 17.00 sampai dengan pukul 18.30 dan berakhir dengan tertib.
(kaje/red)
