Internasional

Donald Trump Dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47

×

Donald Trump Dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47

Sebarkan artikel ini

Pelantikan ini merupakan awal dari masa jabatan kedua Trump sebagai Presiden AS

Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat di Rotunda Gedung Capitol, Washington, DC, 20 Januari 2025. (SAUL LOEB/Pool via REUTERS)

Donald Trump baru saja dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 pada tanggal 20 Januari 2025. Pelantikan ini merupakan awal dari masa jabatan kedua Trump sebagai Presiden AS, setelah sebelumnya menjabat dari tahun 2017 hingga 2021.

Dalam pelantikan ini, Trump didampingi oleh Wakil Presiden JD Vance. Acara pelantikan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk mantan Presiden AS Bill Clinton, George W. Bush, dan Barack Obama.

Mengutip Wikipedia, pelantikan Trump juga dihadiri oleh beberapa pemimpin dunia, seperti Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden El Salvador Nayib Bukele. Namun, beberapa pemimpin lainnya, seperti Presiden Tiongkok Xi Jinping, tidak hadir secara langsung dan mengirimkan wakilnya.

Trump mengambil sumpah jabatan di dalam gedung DPR Amerika Serikat. “Zaman keemasan Amerika dimulai sekarang,” katanya dalam pidato pelantikannya.

Pada hari yang dingin di Washington, Trump, ditemani oleh istrinya Melania, Wakil Presiden terpilih JD Vance dan keluarga mereka, memulai hari pelantikannya yang kedua delapan tahun setelah hari pertama dengan menghadiri kebaktian tradisional untuk presiden yang baru menjabat di Gereja Episkopal St. John di seberang taman dari Gedung Putih.

Setelah itu, keluarga Trump menuju Gedung Putih untuk minum teh pra-pelantikan bersama Presiden Joe Biden dan ibu negara Jill Biden, sebelum menuju Gedung DPR Amerika untuk upacara pelantikan Trump di Rotunda gedung tersebut, di mana sekitar 600 orang menyaksikan saat presiden ke-45 Amerika Serikat itu juga menjadi presiden ke-47 Amerika Serikat.

Ini akan menjadi kedua kalinya seorang presiden Amerika menjabat untuk masa jabatan kedua yang tidak berurutan setelah Grover Cleveland pada tahun 1890-an.

Trump, pada usia 78 tahun, adalah orang tertua yang pernah dilantik sebagai presiden, melampaui Biden yang lima bulan lebih muda ketika ia mengambil sumpah empat tahun lalu. Vance, 40 tahun, akan dilantik sebagai wakil presiden ke-50 dan yang termuda ketiga dalam sejarah Amerika Serikat.

Trump menjadi terpidana pertama yang menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, setelah ia dinyatakan bersalah tahun lalu atas 34 dakwaan pidana yang terkait dengan pemalsuan catatan bisnis untuk menyembunyikan pembayaran uang tutup mulut sebesar $130.000 kepada bintang film porno Stormy Daniels, meskipun seorang hakim menolak untuk menghukumnya dengan cara apa pun.

Dakwaan bahwa Trump, dari Partai Republik, mencoba secara ilegal membatalkan kekalahannya dalam pemilihan umum 2020 dari Biden dibatalkan ketika ia mengalahkan lawannya dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, dalam pemilihan umum 2024 karena kebijakan Departemen Kehakiman yang sudah lama berlaku untuk tidak mengadili presiden yang sedang menjabat.

Pelantikan presiden Amerika Serikat, yang merupakan simbol norma-norma negara demokrasi tentang transisi kekuasaan presiden secara damai, secara tradisional diadakan di tangga Capitol yang menghadap ke hamparan luas National Mall, dengan kerumunan 250.000 orang atau lebih yang menyaksikan acara empat tahunan tersebut.

Namun, dengan hembusan angin dingin dari suhu beku yang melanda Washington — beberapa hari lalu Trump memindahkan upacara ke Rotunda Gedung Kongres (Capitol) — tempat yang sama di mana 2.000 pendukungnya melakukan kerusuhan pada tahun 2021 untuk mencoba mencegah Kongres mensertifikasi bahwa Biden telah mengalahkannya dalam pemilihan 2020.

Beberapa miliarder Amerika Serikat — Jeff Bezos dari Amazon, Mark Zuckerberg dari Meta, dan pemilik Tesla and X Elon Musk — termasuk di antara mereka yang menyaksikan pelantikan tersebut, seperti juga CEO TikTok Shou Zi Chew, dan CEO Google Sundar Pichai.

Tokoh-tokoh asing juga hadir, termasuk Wakil Presiden China Han Zheng, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Presiden Argentina Javier Milei, dan Presiden Ekuador Daniel Noboa.

Mantan presiden Amerika Serikat Bil Clinton (bersama Hillary Clinton), George W. Bush (bersama Laura Bush), dan Barack Obama menghadiri upacara tersebut, tidak seperti Trump yang tidak menghadiri acara pelantikan Biden empat tahun lalu dan terus hingga saat ini secara keliru mengklaim bahwa dia dicurangi dalam pemilihan presiden 2020.

Setelah upacara pelantikan, Trump dapat segera mulai membentuk kembali kebijakan Amerika, baik untuk membatalkan dekrit Biden maupun menerapkan dekritnya sendiri. Ia telah lama menjanjikan deportasi besar-besaran terhadap sebanyak 11 juta migran tidak berdokumen yang tinggal di AS dan penutupan perbatasan dengan ketat di sepanjang titik masuk Meksiko ke AS bagian barat daya.

Trump juga telah berjanji untuk mengampuni lebih dari 1.500 pendukungnya yang menyerbu Capitol pada 6 Januari 2021, meskipun ia belum mengungkapkan ruang lingkup perintah yang akan digunakannya. Ia telah menggambarkan mereka yang ditangkap sebagai “patriot” yang dituntut secara keliru.

Trump juga telah berjanji untuk segera mengenakan tarif baru yang ketat pada ekspor Kanada, Meksiko, dan China ke Amerika Serikat dan perubahan kebijakan lainnya.

Sumber: Wikipedia/Voa Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *