Mengulas fakta sejarah letusan Gunung Api Ibu di Halmahera, Maluku Utara yang pertama kali meletus pada tahun 1911.
Dilansir dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Ibu adalah gunung berapi tipe strato dengan puncak setinggi 1.340 meter di atas permukaan laut, terletak pada koordinat 1° 29′ LU dan 127° 38′ BT.
Baca juga: Gunung Ibu Meletus Semburkan Lava Pijar Setinggi 300 Meter
Secara administratif, gunung ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
unung Ibu, yang terletak di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Indonesia, memiliki sejarah aktivitas vulkanik yang signifikan. Berikut adalah rangkuman sejarah letusan Gunung Ibu:
Letusan Pertama (1911)
Melansir kompas, letusan pertama yang tercatat terjadi pada Agustus hingga September 1911. Letusan ini bersifat eksplosif dan terjadi di kawah pusat gunung.
Periode Dormansi dan Aktivitas Selanjutnya
Setelah periode dormansi selama 87 tahun, Gunung Ibu kembali menunjukkan aktivitas vulkanik pada Desember 1998. Pada saat itu, muncul sumbat lava yang menutupi dasar kawah bagian dalam. Letusan besar menghasilkan endapan abu setebal 3 mm di Desa Tugure Batu dan sekitarnya, dengan tinggi asap mencapai 1.000 meter di atas puncak.
Aktivitas Berkelanjutan
Sejak 2008, Gunung Ibu mengalami aktivitas erupsi yang hampir terus-menerus. Letusan-letusan ini umumnya menghasilkan kolom abu setinggi 300 hingga 800 meter di atas puncak, dengan warna asap kelabu. Pada Januari 2025, tercatat 13 kali letusan dengan karakteristik serupa.
Peningkatan Status dan Evakuasi (2024)
Pada 16 Mei 2024 seperti dikutip wikipedia, status Gunung Ibu dinaikkan ke level IV (Awas) setelah serangkaian erupsi. Akibatnya, tujuh desa di sekitar gunung dievakuasi. Pada 1 Juni 2024, terjadi erupsi dengan kolom abu setinggi 5 kilometer yang berdampak pada desa Gam Ici, tempat para pengungsi sebelumnya ditempatkan. Pihak berwenang memperingatkan potensi banjir bandang dan aliran lahar dingin di wilayah tersebut.
Erupsi Terkini (2025)
Pada 11 Januari 2025, Gunung Ibu kembali erupsi, memuntahkan lava panas serta kolom asap dan abu setinggi hingga 4 kilometer. Erupsi ini terjadi pada pukul 19:45 waktu setempat.
Sejarah letusan Gunung Ibu menunjukkan pola aktivitas vulkanik yang signifikan, dengan periode dormansi panjang diikuti oleh fase erupsi berkelanjutan. Pemantauan dan mitigasi terus dilakukan oleh pihak berwenang untuk mengurangi dampak terhadap masyarakat sekitar. (**)