Daerah

Jelang Natal dan Tahun Baru Harga Melejit, Pedagang Menjerit Karena Sepi Pembeli

×

Jelang Natal dan Tahun Baru Harga Melejit, Pedagang Menjerit Karena Sepi Pembeli

Sebarkan artikel ini
harga sembako di pasar kota bontang naik
Pedagang daging ayam di Pasar Taman Rawa Indah.

Bontang-Paragrafnews.com: Wakil Wali Kota Bontang Basri Rase bersama OPD terkait melakukan monitoring kebutuhan barang pokok jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru di Pasar Taman Rawa Indah, Senin (21/12/2020).

Dalam monitoring yang dilakukan dipastikan kebutuhan barang pokok bagi masyarakat tercukupi. Namun begitu beberapa komoditas menunjukkan kenaikan harga.

Kenaikan harga terjadi pada komoditas seperti daging ayam, telur dan cabe.

Meski Pemkot menilai harga dan kebutuhan barang pokok tetap stabil bagi masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru, hal berbeda justru dialami oleh para pedagang.

Seperti Adi dan Siti Fatimah, pedagang ayam serta Paramita pedagang cabe ini. Mereka menjerit ditengah harga komoditas yang naik ini.

Mereka merasakan benar bahwa kenaikan harga ini justru memperparah keadaan. Pasalnya sebelum harga naik pembeli memang sudah sepi akibat kondisi ekonomi yang menurun ditengah pandemi.

“Harga ayam naik tapi pembeli sepi. Ya menyesuaikan kantong masyarakat saat ini karena corona,” ujar Adi.

“Walaupun mau Natal dan Tahun Baru tetap saja sepi. Bisa dihitung orang yang naik beli disini,” keluh Siti Fatimah.

Dijelaskan pedagang daging ayam, hingga hari ini kenaikan harga ayam terus melonjak, jika dihari biasa harganya hanya Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu perekor, sekarang malah tambah naik, berkisar Rp 58 ribu sampai Rp 60 ribu per ekornya. Harga tersebut tergantung dengan ukuran ayam.

Sementara itu Paramita, pedagang cabe mengatakan, hingga hari ini harga cabe kian pedas namun begitu daya beli masyrakat berkurang.

Paramita menilai masyarakat hanya membeli seperlunya saja.

“Pasokan cabe berlebih namun daya beli kurang, kami bisa merugi. Karena cabe bisa rusak jika lama disimpan. Sementara modal untuk membeli cabe di distributor terbilang mahal. Mengantisipasi supaya kami tidak rugi banyak, mau tidak mau kami terpaksa menurunkan harga cabenya ketimbang akan busuk karena kelamaan di simpan,” kata Paramita.

Dengan kondisi ini para pedagang di Pasar Tamrin berharap Pemkot dapat memberikan solusi akibat kelonjakan kebutuhan pokok di masyarakat, ditengah kerisis ekonomi dimasa pandemi Covid-19. (AMT).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *