Bontang-Paragrafnews: Olahraga ternyata memiliki resiko terkena serangan jantung. Hal tersebut diungkapkan dokter spesialis jantung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada Bontang dr. Suhardi, Sp.Jp.
Terangnya, seperti sepak bola, basket, gowes dan sebagainya. Ada beberapa kejadian pemain olahraga kemudian meninggal di lapangan. Olahraga memang menyehatkan, namun ketika sudah berlebihan itu yang beresiko.
Dikatakannya, orang yang sudah menjadi olahragawan profesional diatas 10 tahun ke atas jantungnya lebih cenderung sudah mengalami pembengkakan. Sebagian fungsi jantungnya terganggu.
“Makanya saya katakan orang yang sering olahraga, lebih sehat daripada olahragawan”. Ujarnya saat ditemui diruang kerjanya. Senin (2/3/2020) Siang.
Lebih lanjut ia menjelaskan, olahraga yang sehat itu adalah olahraga yang sesuai dengan kondisi detak jantung dan berat olahraga itu sendiri. Apalagi bagi yang pemula jangan sampai melebihi detak jantung maksimal. Untuk mengetahui detak jantung maksimal gunakan rumus angka 210 dikurangi umur.
“Misalkan umur 30 tahun, 210 dikurangi 30 jadinya 180 itu detak maksimal per menit yang boleh dicapai pada saat kita olahraga. Namun itupun jangan dipaksa cukup ambil 80 persen yakni 160”. Jelasnya.
Ia pun menghimbau, ketika melakukan olahraga berat disaat jantung sudah berdetak kencang dan nafas mulai berat akan lebih baik jika beristirahat. Usahakan detak jantung kembali normal baru minum atau makan makanan yang berat. Hal tersebut dapat memicu serangan jantung dan mati mendadak.