Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan ide relokasi warga Palestina keluar dari gaza merupakan rencana jahat.
“Atas nama relokasi, atas nama kasihan kepada orang Gaza, tapi sebetulnya ini adalah bentuk nyata pengusiran dua juta orang-orang Gaza ke Indonesia, bahkan juga Malaysia dan kalau tidak salah juga ke Maladewa,” ujarnya, seperti dilansir VOA Indonesia, Selasa.
Jika tim transisi mengusulkan relokasi itu berarti Amerika memberikan kesempatan kepada Israel untuk kembali melakukan genosida dan sekaligus menguasai Gaza. “Relokasi warga Palestina keluar dari Gaza jelas menghilangkan kedaulatan wilayah bangsa Palestina,” tegasnya.
Sudarnoto menilai Indonesia menjadi salah satu negara tujuan relokasi warga Palestina Gaza karena kedekatan khusus Indonesia dan komitmen kuat untuk selalu memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Indonesia Tak Ratifikasi Konvensi 1951
Meskipun tidak pernah meratifikasi Konvensi 1951 tentang Status Pengungsi, Indonesia selama ini tetap memberi perlindungan pada pengungsi yang tiba di wilayah Indonesia, untuk kemudian bekerjasama dengan UNHCR untuk mengarahkan mereka ke negara ketiga.
Sudarnoto mengatakan gencatan senjata merupakan kemenangan Hamas secara politik, dan kekalahan Israel secara ekonomi karena memburuknya kondisi ekonomi di negara berpenduduk 9,7 juta jiwa itu akibat perang yang berlangsung lama. Pertentangan politik diantara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan elit politik lainnya menjadi pertimbangan lain, tambahnya.
Sudarnoto menyerukan semua pihak, termasuk Indonesia, untuk mengawasi dengan seksama pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata dan sekaligus mengintensifkan upaya diplomasi dengan Amerika untuk meyakinkan pemerintahan Trump agar tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan di masa pemerintahan pertamanya. (*/voa)