Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan mengundurkan diri, dalam pengumuman mengejutkan yang datang saat dia mengkonfirmasi pemilu untuk Oktober tahun ini.
PM Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan mengundurkan diri dia sampaikan pada pertemuan kaukus tahunan partai pada hari Kamis, Ardern mengatakan dia tidak lagi memiliki cukup tenaga untuk melakukan pekerjaan itu.
“Sudah waktunya,” katanya.
“Saya pergi, karena dengan peran istimewa seperti itu datanglah tanggung jawab. Tanggung jawab untuk mengetahui kapan Anda adalah orang yang tepat untuk memimpin dan juga kapan Anda tidak,” ungkapnya.
Lebih lanjut pemimpin dunia termuda itu mengatakan. “Saya tahu apa yang dibutuhkan pekerjaan ini. Dan saya tahu bahwa saya tidak lagi memiliki cukup tangki untuk melakukannya dengan adil. Sesederhana itu,” ujarnya.
Masa jabatan PM Jacinda Ardern
Masa jabatannya sebagai perdana menteri akan berakhir selambat-lambatnya 7 Februari, tetapi dia akan melanjutkan sebagai anggota parlemen hingga pemilihan akhir tahun ini.
“Saya manusia, politisi adalah manusia. Kami memberikan semua yang kami bisa selama kami bisa. Dan kemudian saatnya. Dan bagi saya, ini saatnya, ”katanya.
Ardern mengatakan dia telah merenungkan selama liburan musim panas tentang apakah dia memiliki energi untuk melanjutkan peran tersebut, dan menyimpulkan bahwa dia tidak melakukannya.
“Ini adalah lima setengah tahun yang paling memuaskan dalam hidup saya. Tapi itu juga memiliki tantangan – di antara agenda yang berfokus pada perumahan, kemiskinan anak dan perubahan iklim, kami menghadapi… peristiwa teror domestik, bencana alam besar, pandemi global, dan krisis ekonomi,” katanya.
Ardern menjadi kepala pemerintahan wanita termuda di dunia ketika dia terpilih sebagai perdana menteri pada tahun 2017 di usia 37 tahun. Dia telah memimpin Selandia Baru melewati pandemi Covid-19, dan bencana besar termasuk serangan teror di dua masjid di Christchurch, dan White Island (erupsi vulkanik).
kaje/red
Sumber: The Guardian