Bontang – Paragrafnews.com: Acara Pesparani Katolik ke-2 tingkat Kota Bontang tahun 2020 resmi dibuka oleh Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni di Aula Paroki Gereja Santo Yosef, Minggu (23/2/2020). Diharapkan lahir peserta-peserta yang bisa mewakili Pesparani tingkat nasional.
Ketua Panitia Pelaksana Hendrik mengatakan ini merupakan Pesparani kedua yang mendapat dukungan dari Pemkot Bontang. Acara ini dilatarbelakangi LP3KD yang sudah di SK-kan Wali Kota Bontang dengan mengusung tema “Membangun Gereja Sejak Dini”. Tujuannya untuk menggiatkan partisipasi umat dalam menyemarakkan gereja, serta memelihara terhadap kitab suci sebagai peningkatan keimanan dalam tuntunan hidup. Lomba yang digelar ialah Masmur, cerdas cermat, dan tutur kitab. “Diikuti 260 peserta, dan 66 orang tingkat provinsi,”ujarnya.
Kepala Kemenag Bontang, Muhammad Isnaini mengatakan kegiatan keagamaan ini, pemerintah yakni Kemenag membentuk lembaga keagamaan berdasarkan Peraturan Menteri Agama. “Patut bersyukur dan bangga kepada wali kota yang telah memberikan perhatian penuh kepada umat beragama di Bontang,” ujarnya.
Muhammad Isnaini meminta dukungan seluruh pihak pada acara MTQ tingkat Provinsi Kaltim yang dilaksanakan di Bontang. Dalam beragama tak boleh ekstrem, walaupun beda keyakinan, beda agama tetap saudara. “Semoga kegiatan ini tak hanya seremonial, tapi makna dari cabang lomba diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari. Semoga ada perwakilan dari Bontang ikut Pesparani tingkat nasional,” harapnya.
Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menuturkan Pemerintah Kota Bontang mengalokasikan dana untuk Pesparani sebagai bentuk perhatian kepada umat kristiani agar anak-anak bisa mengekspresikan keterampilannya.
“Terima kasih doa seluruh umat, karena Bontang bisa membangun infrastruktur walaupun APBD menurun, nanti juga akan dibangun Katolik Center dengan dana Rp 3 miliar,” ungkapnya.
Indonesia terdapat 6 agama yang diakui negara, dan harus menghormati agama lainnya. Berkat toleransi antar umat beragama, kata Neni, Bontang masih kondusif dan aman, padahal Bontang miniatur Indonesia. “Alhamdulillah berbagai proses pembangunan kolaborasi dengan pusat karena networking, walaupun APBD Bontang paling rendah,” imbuhnya.
Ketika Neni sudah membayar utang kontraktor dan dana lebih salur, maka ia komitmen kesejahteraan pegawai dikembalikan. Namun tak hanya pegawai, insentif guru ngaji, pastor, pendeta dan pegiat agama lainnya juga mendapat insentif yang paling besar Rp 1 juta. “Uang (APBD) yang kecil ini ternyata berkah, bisa menaikkan insentif guru ngaji, dari Rp 300 ribu menjadi Rp 1 juta,” bebernya sambil bersyukur.
Masih dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional, Neni mengajak jaga kebersihan Kota Bontang karena kebersihan sebagian dari pada iman. “Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Kita jaga alam kita, dan alam akan jaga kita. Bumi hanya satu dan mari jaga. Semoga Indonesia selamat dari ujian dan bencana,” harapnya.
Neni mendoakan semoga pembangunan Katolik Center berjalan lancar. Acara dilanjutkan dengan pemukulan gong tanda dibuka acara dan foto bersama. Sebagai informasi, hadir dalam acara tersebut perwakilan Kapolres Bontang, perwakilan Dandim 0908/Btg, Kepala Kemenag Bontang, Kabag Kesra, Sekcam Bontang Utara, perwakilan Lurah Gunung Elai, Ketua LP3KD, Ketua BKAG, Ketua BKDIB.