Bontang – Paragrafnews.com: Proyek pembangunan Masjid Terapung di Selambai, Loktuan, nilai anggarannya Rp 33 miliar. Nilai yang cukup besar, sehingga sangat disayangkan di lokasi tersebut terdapat kasus anak usia 7 tahun yang tewas tenggelam.
Makanya, salah satu anggota DPRD Bontang meminta agar proyek pembangunan Masjid Terapung dipasang CCTV.
Tenggelamnya seorang anak di lokasi pembangunan Masjid Terapung terjadi pada Selasa (3/9/2019).
Saat kejadian, Politisi Partai Nasdem, Faisal yang juga tinggal di wilayah Selambai sedang berada di luar kota, sehingga hanya mendapat info melalui telepon.
Namun ia menyayangkan kelalaian pihak kontraktor hingga peristiwa mengenaskan itu terjadi di awal pembangunan masjid yang bakal menjadi ikon Bontang sebagai kota Maritim.
“Ini jelas ada unsur kelalaian,” ujarnya saat dihubungi via telepon.
Soal area kerja pun, Faisal sangat menyayangkan lokasi proyek yang terbuka dan tanpa pelang pekerjaan proyek.
Pemasangan CCTV, lanjut Faisal, dianggap penting. Apalagi, proyek tersebut juga berpapasan dengan lalu lalang para nelayan.
Sehingga para nelayan dan aktivitas proyek bisa terpantau. “Saya belum bertemu dengan pihak kontraktor lagi, baru komunikasi lewat telepon saja,” imbuhnya.
Mantan Wakil Ketua DPRD Bontang Periode 2014-2019 itupun meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang lebih ketat dalam mengawasi kontraktor.
Mulai dari situasi dan safety kerja kontraktor. Sementara kontraktor pemenang, meski di laut, tetap harus melengkapi alat pelindung diri (APD).
Menurutnya, kontraktor pemenang melakukan kelalaian, mengingat nilainya yang besar, seharusnya safety-nya juga bagus. Namun, Faisal yang rumahnya tak jauh dari lokasi kejadian melihat pekerjaan Masjid Terapung jauh dari kata tertib.
Mulai dari keamanan pekerja, lokasi, hingga alat kerja. “Di awal saya melihat pekerja proyek tersebut tidak pakai pelampung, tidak pakai topi, tidak pakai kaos tangan.
Padahal mereka kerja di laut. Itu saya lihat kemarin-kemarin, tidak tahu saat ini apa sudah menggunakan alat pelindung diri,” ujarnya.
Alibi saat peristiwa anak tenggelam terjadi, karena para pekerja sedang istirahat. Namun, kata Faisal, tak ada alasan untuk kelalaian. Seharusnya istirahat bergantian, jangan biarkan proyek dalam kondisi kosong.
Terpisah, Kadis PUPRK Bontang Tavip Nugroho mengusulkan agar kontraktor memasang CCTV di area pembangunan Masjid Terapung.
Hal itu sudah dilakukan di proyek lanjutan Pasar Rawa Indah, sehingga diharapkan bisa diterapkan juga di proyek lainnya.